Pelantikan Kepala PTIPD, Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan

GUNA menjaga dan meningkatkan sinergisitas kerja-kerja pada lingkup Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon, mulai dari pangkalan data, hingga tingkat program studi yang belum memiliki pimpinan, maka secara resmi Rektor IAIN Ambon, Dr. Hasbollah Toisuta, M.Ag, melantik Muhammad Fauzan Bahadjai, ST., M.Eng, sebagai Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (PTIPD) IAIN Ambon, menggantikan Kepala PTIPD lama, Dr. H. Muhsin, M.Ag, yang telah pindah ke UIN Alauddin, Makassar. Sejak pindah beberapa bulan lalu, kursi kepala PTIPD kosong sehingga harus diisi, yang ditandai dengan adanya pelantikan kemarin. Selain melantik kepala PTIPD baru, Rektor juga melantik Kajur dan sejumlah Sekretaris Jurusan pada Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, serta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di ruang Aula Rektorat Lt III, Rabu, (16/1/2019).

Mereka yang dilantik selain kepala PTIPD tersebut; untuk Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, Dr. M. Ridwan, SH., M.H sebagai Kepala Laboratorium dan Falaq, Dr. Ahmad Lonthor, MH sebagai Ketua Jurusan Hukum Ekonomi, Syah Awaluddin, MH sebagai Sekretaris Jurusan Pidana Islam, Gajali Rachman, MH sebagai Sekretaris Jurusan Manajemen Bisnis Syariah, Deti Aryani Relubun, M.Si sebagai Sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah, Rosita Tehuayo, S.HI., MA sebagai Sekretaris Jurusan Perbandingan Hukum dan Mazhab, Naharia Latuconsina, M.E.Sy sebagai Sekretaris Manajemen Keuangan Syariah. Sementara di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang dilantik, La Adu, MA sebagai Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Elfridawati May Dhuhani, M.Pd sebagai Sekretaris Jurusan Manajemen Pendidikan Islam, Saddam Husein, M.Pd.I sebagai Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam, serta Zamrin Jamdin, M.Pd sebagai Sekretaris Tadris MIPA.
Rektor IAIN Ambon, Dr. Hasbollah Toisuta, ketika mengawali sambutannya meminta kepada seluruh pejabat yang baru dilantik, untuk menyukuri jabatannya sebagai nikmat yang diberikan oleh Tuhan. Di mana, pelantikan ini selain karena ada jabatan yang kosong, juga karena ada program studi baru, yang belum memiliki ketua maupun sekretarisnya. Hal lainnya, karena ada beberapa Sekjur yang saat ini sedang melanjutkan pendidikan ke jenjang doktor di luar daerah, sehingga perlu digantikan. "Saya titipkan kepada para pejabat yang baru dilantik, bahwa, saudara-saudara harus menyukuri jabatan yang sudah diterima hari ini. Sekecil apapun jabatan seseorang, harus disyukuri. Dan menjadi tempat bagi kita untuk melatih diri menjadi seorang yang profesional. Mungkin, selama ini, kita semua, yang menjadi calon pegawai negeri sipil, dimulai dari membuat amplop. Mengetik naskah, dan berproses sampai menjadi seorang pimpinan. Sebab itu, harus diawali dengan menyusukuri apa yang sudah diterima. Dengan menyukuri, Tuhan akan melimpahkan rahmat-Nya. Syukur mengajarkan kita untuk profesional dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab," urai Rektor.
Rektor dua periode ini menekankan, sebagai seorang abdi negara, tugas utamanya bekerja dengan tulus dan ikhlas. Karena semua pekerjaan yang dilakukan secara tulus dan ikhlas, tidak akan meninggalkan beban baik di otak maupun pundaknya. Bahkan, pekerjaan yang dilakukan dengan tulus dan ikhlas itu, akan menimbulkan gairah kerja, seolah pekerjaan yang dilakukan dalam keadaan berlibur saja. "Pekerjaan yang kita lakukan dengan niat yang tulus dan ikhlas, maka segala harinya seperti hari libur. Ia plong dan tidak terbebani. Tidak dengan rasa iri, tidak pula dengan rasa cemburu. Berproses dari bawah, dan akan turun lagi ke bawah. Dan syukuri, jabatan yang dipegang untuk lebih bertanggungjawab," lanjut Rektor.
Dalam sambutannya, Rektor kembali menekankan kepada seluruh pimpinan dan pegawai di lingkup IAIN Ambon, bahwa Tahun 2019 ini telah ditetapkan sebagai 'tahun sukses akreditasi dan reakreditasi'. Sebab itu, semua program kerja harus diarahkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam proses-proses persiapan akreditasi maupun reakreditasi program studi. "Sebab itu, para pejabat yang baru dilantik, maupun seluruh pejabat di IAIN Ambon, tugas utamanya bagaimana mensukseskan program-program yang mendukung rencana akreditasi dan reakreditasi program studi maupun institut."
Rektor membagikan, untuk program reakreditasi, pimpinan yang Prodinya sudah akreditasi, harus memiliki target untuk menaikan nilainya. Kalau sebelumnya akrediatasi dengan nilai B, maka harus naik menjadi B gemuk, atau A. Sebaliknya untuk akreditasi institut, harus ditargetkan mencapai nilai A atau paling kecil B gemuk.
Untuk itu, Rektor meminta kepada seluruh Kaprodi dan Sekjur, agar segera membenahi hasil evaluasi yang sudah dilakukan oleh Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) pada akhir tahun 2018 lalu. Semua kekurangan harus dibenahi dan diperbaiki secepatnya. Semua kerja-kerja, kata Rektor, harus memiliki capaian akhir untuk mensukseskan program akreditasi dan reakreditasi yang sudah dicanangkan. "Sebab, kalau terlambat sampai pada bulan April, maka kita harus masuk pada sembilan kriteria borang akreditas. Untuk itu, kerja mulai dari sekarang dengan istilah harus berlari," tekan Rektor.
Rektor juga berharap kepada seluruh pimpinan untuk senantiasa membangun koordinasi dengan semua pihak, ketika menemukan kendala dalam melaksanakan tugasnya. "Kalau ada hal-hal yang berkaitan dengan masalah-masalah yang belum diselesaikan, atau tidak dapat dilakukan, maka segera dikoordinasikan untuk dicarikan solusinya. Berlaku untuk semua orang di kampus ini," pesan Rektor.
Kata Rektor, bila akreditasi program studi semuanya mencapai nilai A, maka tentu akan memberikan pengaruh secara langsung kepada akreditasi institut. Sebab itu, persoalan akreditasi ini harus dikerjakan secara maksimal dan bersama-sama. Tidak boleh berjalan sendiri-sendiri. Harus ada koordinasi secara intens, agar semua program dan persoalan dapat diselesaikan dengan target akhir yang baik.

Sementara untuk berkaitan dengan pusat pangkalan data, lanjut Rektor, memiliki kaitan langsung dengan kemajuan dan pembangunan IAIN Ambon ke depan. Di mana, salah satu syarat alih status menjadi universitas, harus membenahi dan meningkatkan sistem kerja berbasis online. Di mana, semua pekerjaan harus terkoneksi dengan sistem jaringan. Mulai dari sistem kuliah, penerimaan mahasiswa baru, pembayaran SPP, pengurusan KHS dan KRS, maupun kontrol beban kerja dosen, semuanya harus dilakukan dengan sistem jaringan online. Karena itu, PTIPD yang membawahi sistem informasi dan teknologi (IT) di kampus hijau tersebut, kata Rektor, harus segera dibenahi. Segala kekurangan dan kelemahannya, minta Rektor, untuk segera diperiksa dan dievaluasi oleh pimpian yang baru dilantik tersebut. "Berkaitan dengan alih status kampus kita, catatan yang disampaikan oleh pihak Dirjen, setidaknya ada 13 item yang berkaitan langsung dengan IT, yang patut dibenahi dan dipenuhi. Mulai dari sistem pembayaran SPP, KHS, KRS, penerimaan mahasiswa baru, pelayanan administrasi lainnya, semua harus menggunakan sistem IT. Karena itu, tugas dari PTIPD, bagaimana mengsingkronkan seluruh kegiatan-kegiatan di IAIN Ambon dengan sistem IT, dan dihubungkan langsung ke PDPT Dikti." Rektor meminta untuk segera dicarikan solusinya dan dibenahi. Bahkan, tekan Rektor, kalau perlu harus Kepala Biro dan Warek II melakukan pengawalan langsung untuk memaksimalkan kerja-kerja di PTIPD ini.
Ia menekankan, persoalan penting yang wajib diperhatikan oleh pimpinan di fakultas, yakni terkait dengan pangkalan data mahasiswa. Di mana, semua data mahasiswa sudah harus diinput dalam aplikasi yang telah disediakan. Apalagi, aplikasi Siakad disiapkan tersebut dibayar dengan mahal, untuk kemajuan kampus IAIN Ambon ke depan. Jadi, persoalan ini harus dilakukan secara serius, dan wajib dipantau oleh pimpinan di fakultas masing-masing.
Sebelumnya, Rektor juga menyinggung kondisi bangsa dan negara saat ini. Di mana, jangan sampai oknum dosen atau pegawai yang terlibat dalam politik praktis. Karena, tugas pokok ASN adalah untuk mengabdi kepada negara, bukan untuk terlibat dalam politik praktis. Ia juga menyinggung soal perkembangan mahasiswa, yang patut diantisipasi dari gerakan-gerakan radikalisme, yang banyak berkembang di luar Maluku.
Di akhir sambutannya, Rektor kembali mengingatkan seluruh pimpinan dan pegawai di lingkup IAIN Ambon, agar tetap menjaga kedisiplinannya. Sebab, masih dijumpai adanya pegawai yang melakukan aktifitas di luar jam kantor, terutama di waktu pagi. "Mestinya, hal ini tidak boleh terjadi karena akan mengganggu kemajuan kampus. Jangan perbiasakan kedisiplinan yang buruk seperti ini. Karena akan merusak seluruh sistem kerja yang ada di IAIN Ambon. Dalam temuan BPK, semua orang di IAIN Ambon memiliki kekurangan dan kelemahan, untuk masalah disiplin. Sebab itu, kedisiplinan untuk menjaga waktu-waktu masuk kerja, harus menjadi perhatian serius. Sehingga, ke depan, tidak boleh lagi ada temuan dosen atau pegawai yang malas-malasan, baik saat masuk kantor maupun menjalankan tugasnya. Apalagi khusus untuk para dosen, telah menerima tunjangan kerja, yang harus disyukuri dengan cara menjaga kedisiplinan kerja masing-masing orang selaku abdi negara. Harus ada kesadaran diri, sehingga kedisiplinan ini dapat benar-benar tertanam pada jiwa semua pegawai dan dosen. Tolong kita sadari ini bersama, termasuk para pejabat yang ada. Harus utamakan tugas-tugas pokonya," tekan Rektor, sembari mengakhir dengan menyebutkan, hidup ini seperti roda. "Ketika seseorang belajar naik, maka ia harus belajar juga untuk bisa turun. Banyak orang yang hanya tahu belajar naik saja, dan tidak belajar turun. Akibatnya ketika turun, langsung mengalami stres dan meninggal. Karena hanya belajar naik saja. Saya sudah mempersiapkan diri saya untuk belajar turun," tutup Rektor, disambut tepuk tangan. (***)

Dilihat: 828